Singaraja – Pengelolaan kesehatan diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, termasuk kesehatan perempuan dan anak. Bidan merupakan salah satu garda terdepan dalam pelayanan tersebut. Pelayanan kebidanan diberikan pada wanita sepanjang masa reproduksinya yang meliputi masa pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas; bayi baru lahir; dan anak usia di bawah lima tahun, remaja, hingga lansia. Pelayanan terbaik diberikan oleh bidan, dengan tujuan utama menurunkan AKI dan AKB. Millennium Development Goals (MDGs) juga memprioritaskan tujuan utamanya yaitu untuk menurunkan AKB sebesar 2/3, menurunkan AKI sebesar 3/4, dan meningkatkan pencegahan penyebaran HIV/AIDS.
Pada tahun 2011, program kemitraan bidan dan dukun meningkat dari 60,5% pada tahun 2010 menjadi 75% pada tahun 2011 dengan jumlah dukun mencapai 114.290 orang di seluruh Indonesia. Menurut data Riskesdas 2010, persalinan yang ditolong oleh bidan sebesar 51,9%, sebesar 40,2% ditolong oleh dukun dan sebesar 7,9% ditolong oleh dokter. Upaya-upaya tersebut merupakan bentuk kebijakan pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB. Kebijakan dan upaya-upaya terbaik dalam pelayanan kebidanan terus ditingkatkan setiap tahunnya.
Edukasi mengenai kebijakan terkini pelayanan kebidanan disampaikan melalui webinar yang dilaksanakan oleh Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha pada hari Selasa 21 November 2023. Materi ini disampaikan oleh Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Bali, ibu Luh Putu Sukarini, S.ST.,S.E.,MM yang secara khusus berjudul Kebijakan Mutu Pelayanan Kesehatan sebagai Pelaksanaan UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan. Hal ini dipandang penting, mengingat mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang merujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.
Materi yang bertemakan kesehatan reproduksi di daerah wisata, disampaikan oleh Dr. I Gusti Agung Ngurah Agung, M.Biomed Sp.OG Subsp. FER. Secara khusus, dokter spesialis Obgyn RSU Puri Raharja Denpasar ini, menyampaikan materi mengenai salah satu isu kesehatan reproduksi yaitu infertilitas. Beliau memaparkan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak dan pengaruh obesitas bagi kesuburan Wanita. Hal ini menjadi isu yang penting untuk diketahui, khususnya bagi tenaga kesehatan dan calon tenaga kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Webinar ini sebelumnya dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha, Bapak dr. I Putu Suriyasa, M.S.,PKK.,Sp.OK., yang menyampaikan sejarah Prodi D3 Kebidanan yang merupakan bibit dari pembentukan Fakultas Kedokteran Undiksha serta concern seluruh prodi Fakultas Kedokteran pada Medical Tourism. Webinar ini diikuti secara antusias oleh 307 peserta. Antusiasme dan komitmen peserta terlihat dari sesi diskusi dan tanya jawab oleh peserta kepada narasumber. (Red_FK)